MENGENANG PEMERGIAN SEORANG MUJAHIDAH, IBU YOYOH YUSRAH

21 Mei 2011, seluruh pendokong Islam digemparkan dengan kembalinya Ibu Yoyoh Yusroh, seorang ibu dan mujahidah yang telah mewakafkan dirinya di jalan Allah. Akhawat PKS dan juga Anggota Komisi I DPR YOYOH YUSROH ibu dari 13 anak meninggal dunia karena kemalangan jalanraya di Cirebon, Jawa Barat. Semasa dalam perjalanan dari Yogyakarta menuju Jakarta setelah menghadiri acara wisuda anaknya di UGM. akan dimakamkan di kampung halamannya di Tangerang. kini disemayamkan di rumah sakit Mitra Keluarga Plumbon Cirebon.

Yoyoh adalah salah seorang tokoh pendiri PKS. Wanita yang biasa disapa ustadzah Yoyoh ini dikenal sebagai sosok yang sederhana dan bersahaja. Ibu dari 13 orang anak ini lahir di Tangerang, 14 November 1962. Dia menjadi anggota DPR sejak tahun 1999 dan sudah menempati sejumlah komisi. Beliau sentiasa mewakili PKS dan DPR dalam beberapa mesyuarat antarabangsa.

Yoyoh juga kini aktif sebagai anggota Dewan Pakar ICMI Tahun 2005-2010, bidang Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Lansia

Sejumlah tanda jasa pun pernah diterimanya, seperti International Muslim Women Union (IMWU) tahun 2000, International Muslim Women Union (IMWU) tahun 2003, dan Mubaligh National dari Departemen Agama Pusat tahun 2001.

Seterusnya, mari kita telitikan khutbah dan tazkirah yang disampaikan oleh Bapak Ustaz Hilmi Aminudin (Ketua Majlis Syura PKS) di atas kematian Ibu Yoyoh Yusroh...



Assalamualaikum wr. wb.


Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, tsumma Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, tsumma Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.



Alhamdulillah wash sholatu was salamu ala rasulillah wa ala alihi wasohbihi wa ma walah.

Wa qolallahu azza wa jalla fi kitabihil aziz, audzubillahi minasy syaitanir rajim,

wa likulli ummatin ajal, faidza ja-a ajaluhum la yasta' khiruna saah wa la yastaqdimun.

wa qola: kullu nafsin dza-iqatul maut, wainnama tuwaffauna ujurakum yaumal qiyamah, fa man zuhziha anin naari wa udkhilal jannata fa qadfaza. Wa mal hayatud dunya illa mata ul ghurur.

wa qola: minal mukminina rijalun shodaqu ma 'ahadullaha alaihi, fa minhum man qadla nahbahu wa minhum man yantazhir, wa ma baddalu tabdilaa.

Shodaqollahu azhim



Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah swt,


Saya diminta untuk mewakili keluarga besar almarhumah ustadzah Yoyoh Yusroh dan keluarga besar ayahanda beliau, ayahanda almarhumah, KH Abdushshomad (alm) dan Hj. Siti Aminah ibunda Yoyoh, begitu juga tiga belas anak-anaknya.


Pertama-tama untuk menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada hadirin-hadirat yang telah meluangkan waktu untuk bertakziyah dan mendoakan almarhumah. Mudah-mudahan doanya insya Allah diterima oleh Allah swt.


Jika sebagai manusia ada kekhilafan, ada kesalahan, ada kelalaian mohon dimaafkan. Begitu juga jika ada hutang-piutang yang tidak diketahui keluarga mohon disampaikan kepada pihak keluarga untuk diselesaikan dan atau kemudian jika tidak sempat menghubungi keluarga mudah-mudahan bisa meridhokan, bisa meridhokan sehingga tidak menjadi beban bagi almarhumah.



Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah swt,


Selain mewakili keluarga besar almarhumah saya di sini juga mewakili keluarga besar jamaah Partai Keadilan Sejahtera yang pada hari ini merasa kehilangan kader terbaiknya, kader yang merintis dari awal pertumbuhan jamaah dakwah ini, gerakan dakwah ini. Dari awal tahun 80 beliau sudah bergabung dengan aktifitas dakwah ini, bergabung dengan penuh semangat wala wal intima', semangat loyalitas dan komitmen. Bergabung dalam gerakan dakwah ini dengan semangat taat wat tadhiyyah. Seluruh hidupnya diwakafkan, diserahkan pada dakwah ini. Seluruh perjalanan hidupnya telah bergabung dengan dakwah ini secara totalitas, diberikan untuk dakwah ini. Dalam hal ini kita merasa kehilangan.



Sesungguhnya yang merasa kehilangan bukan hanya jamaah dakwah Partai Keadilan Sejahtera, bukan hanya bangsa Indonesia, tetapi saya sendiri dari sejak pagi menerima takziyah dari segenap penjuru dunia, dari negara-negara ASEAN, dari negara-negara Timur Tengah menyampaikan takziyah ini. Karena sekali lagi yang kehilangan bukan hanya jamaah dakwah Partai Keadilan Sejahtera, bukan hanya bumi pertiwi Indonesia, tapi ikut kehilangan juga Masjidil Aqsha dengan Baitul Maqdis-nya, seluruh mujahidin-mujahidah di Palestin sudah menyampaikan takziyahnya dan merasa kehilangan. Bukan hanya bumi Indonesia yang kehilangan amarhumah bahkan bumi di mana terletak Masjidil Aqsha-pun merasa kehilangan, bumi para mujahidin-mujahidah yang sampai hari ini sedang dikepung oleh tentara zionisme Israel turut juga merasa kehilangan. Karena beliau selain mewakili jamaah dakwah Partai Keadilan Sejahtera, sebagai anggota DPR juga mewakili bangsa Indonesia hadir di tengah-tengah pejuang mujahidin di Gaza, sehingga mereka pun ikut merasa kehilangan.


Bahkan, baru saja kita juga menerima takziyah dari kesatuan-kesatuan askar dan polis Indonesia yang sedang bertugas melaksanakan menjaga perdamaian di Sudan, di Darfur pun menyampaikan takziyahnya. Semuanya ini adalah merupakan respon atas kehilangan seorang daiyah seorang mujahid/mujahidah dakwah yang telah memperlihatkan dedikasinya untuk apa yang dia yakini, apa yang dia cita-citakan dan apa yang dia perjuangkan.


Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah swt,


Sekilas bagaimana dakwah ini bertemu dengan beliau, pada akhir tahun sekitar pertengahan tahun 80, beliau sebagai mahasiswi di IAIN Ciputat, waktu itu masih mahasiswi baru dan kebetulan saya sekali-kali diundang ceramah oleh mahasiswa dan mahasiswi di sana, ternyata beliau bukan hanya pendengar ceramah yang baik tapi langsung menginginkan adanya komitmen dengan nilai-nilai yang diceramahkan. Dan sejak saat itulah beliau tidak pernah lepas dengan dakwah ini, dengan segala pengorbanannya. Bahkan ketika rejim Orde Baru memenjarakan saya selama dua tahun beliau terus melakukan langkah-langkah dakwah dan ketika saya keluar dari penjara beliau segera menemui saya lagi dan bergabung lagi, tanpa malu dengan bekas tahanan politik. Terus bergabung.


Bahkan ada titik-titik sejarah yang mungkin pada generasi sekarang sulit mengaplikasikannya. Ketika masuk saatnya beliau harus menikah, beliau datang kepada saya dan mengatakan; Ustadz, saya diminta orang tua untuk segera menikah. Saya katakan, Insya Allah saya doakan semoga diberikan kemudahan. Tapi calonnya minta dicarikan ustadz, saya ingin sesama aktifis dakwah. Ada pilihan? Tidak ada pilihan. Pilihan jamaah dan pilihan Allah itulah yang akan menjadi pilihan saya.


Dan segeralah saya mencari-cari siapa yang sudah jadi, sudah tentu pada saat itu masih mahasiswa dan mahasiswi yang iklimnya sulit untuk siap nikah waktu itu. Dalam kesulitan mencari itu akhirnya kita menggunakan logika qum ya Hudzaifah! Lalu yang menyambut panggilan qum ya Hudzaifah, itulah suami beliau yang setia mendampingi beliau sampai sekarang yaitu akhuna Fadhil Budi Darmawan. Yang ketika saya minta segera mengasih tahu orang tua beliau di Bandung, bahkan belum tahu nama lengkapnya. Ketika ditanya oleh orang tuanya; Budi, siapa nama calon isterimu? Yoyoh.Yoyoh apa? Belum tahu. Tapi orang tua Budi Darmawan ini seorang sholih dan sholihah dan menemui saya dan merestui rencana pernikahan bahkan mempersiapkan segala peringkat rumah tangganya dan kemudian sayalah yang melamar beliau kepada KH. Abdushshomad almarhum, yang kemudian juga beberapa hari kemudian menyelenggarakan pernikahannya. Seluruhnya bahkan proses ini sepertinya almarhumah dan akh Budi Darmawan kayaknya belum pernah ketemu sebelum proses ini. Inilah sikap generasi pertama dari yang memegang komitmen dengan dakwah ini. Yang kisah-kisah seperti itu sangat banyak tapi yang sangat menonjol adalah kisah almarhumah ini.


Begitu juga dengan perjuangan-perjuangan, baik sebelum era reformasi dengan segala ketekunannya ekspansi dakwah hampir ke seluruh penjuru Indonesia dan sesudah era reformasi dan kita bersama komponen bangsa yang lain membangun kehidupan berbangsa dan bernegara ini menuju yang lebih baik, almarhumah dengan sangat tekun menjadi legislator dua periode di DPR, Ti Ti...tiga? Tiga periode di DPR, yang periode ketiganya ini belum selesai. Jadi beliau tiga periode ini secara terus menerus berjuang dan membuktikan dedikasi dalam kiprahnya. Bahkan ketika ditugaskan di komisi I, luar biasa perkembangan kiprahnya merambah seluruh dunia yang memerlukan kontribusi Indonesia baik dalam pembebasan Palestina, perdamaian Sudan atau di Lebanon atau di Istanbul hampir tugas-tugas internasional semua beliau laksanakan. Ini sudah barang tentu menjadi suri tauladan bagi kita semua dan beliau tidak pernah dalam melaksankan tugas ini mengeluh biaya dan menanyakan dari mana biayanya? Siapa yang mengurusnya? Tidak! Seluruhnya dimenej dikelola dengan kemampuan semangat ruhul badzlu wat tadhiyyah. Keteladanan inilah yang harus kita ikuti dan kita lanjutkan.


Sudah barang tentu beliau tadi jam 03.30 dipanggil oleh Allah swt untuk insya Allah menikmati pahala dari kerja keras, dari pengorbanan, dari perjuangan, dari jerih payah. Mudah-mudahan insya Allah kita diberi kesempatan oleh Allah swt untuk bergabung dengan beliau kalak di jannatil Firdausi a'la.


Tadi saya bacakan ayat yang menyebutkan minal mukminina rijalun shodaqu ma ahadullaha alaihi, fa minhum man qadla nahbahu wa minhum man yantazhir, dan almarhumah termasuk yang man qadla nahbahu, telah menunaikan tugasnya dan menghadap kepada Allah swt, dan kita termasuk waminhum man yantazhir. Mudah-mudahan kita diberi kekuatan oleh Allah swt untuk tetap imeneruskan semangat seperti yang dicontohkan oleh almarhumah iaitu semangat wala baddalu tabdilla, tidak pernah mau mengubah keyakinan keimanan dan aqidahnya, tidak pernah mau merubah idealisme sikapnya dan tidak mau merubah minhaj langkah-langkah perjuangannya dan tidak mau merubah ghoyah tujuan perjuangannnya, wa ma baddalu tabdiila, itulah yang diwariskan oleh almarhumah kepada kita. Mudah-mudahan Allah swt pertama-tama menempatkan almarhumah fi maq'adi shidqin inda malikin muqtadir dan mudah-mudahan juga memberikan kepada kita semangat wa ma baddalu tabdiila, istiqomah terus lurus dalam memperjuangkan nilai-nilai yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.


Hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah swt,


Kisah perjuangan beliau kalau ditulis mungkin berjilid-jilid buku. Silahkan dari saya sebagai pembuka bagi hadirin-hadirat yang mungkin kreatif memunculkan sejarah-sejarah perjuangan dari kader-kader dakwah yang telah qodho nahbahu yang telah menunaikan tugasnya dengan sungguh benar. Mudah-mudahan insya Allah bisa diwariskan kepada generasi penerusnya terutama putra-putrinya yang insya Allah dalam kesibukannya berjuang tapi insya Allah putra-putrinya tiga belas adalah minash sholihin was sholihat. Dan ini juga membuktikan bahwa kesibukan perjuangan tidak membuat lalai mengurus rumah tangga, begitu juga kesibukan rumah tangga tidak membuat lalai untuk melaksanakan tugas-tugas perjuangan. Ini contoh mempertemukan antara tugas-tugas kerumahtanggaan dan tugas-tugas perjuangan disatupadukan dalam jiwa hidup perjuangan dan pengorbanan yang penuh telah diberikan oleh almarhumah ustadzah Yoyoh Yusroh. Insya Allah, aqulu qouli hadza, astaghfirullaha li wa lakum.

Assalamu alaikum wr wb.


[Translate dari rekaman audio oleh Abu Rasyidah /
http://www.mimbarpenyuluh.com/
http://www.mimbarpenyuluh.com
www.mimbarpenyuluh.com]


Catatan:

Sambutan ini disampaikan di hadapan ratusan pelayat setelah pelaksanaan sholat jenazah atas almarhumah Yoyoh Yusroh di Masjid Komplek Rumah Dinas DPR RI Kalibata, Sabtu 21 Mei 2011 / 17 J. Tsani 1432, sesaat sebelum diberangkatkan ke Tangerang untuk dimakamkan.

Teks kesaksian ini merupakan hasil translate dari rekaman suara, dan ada beberapa kata yang barangkali tidak sama persis karena suaranya tidak terekam jelas (sepertinya tidak lebih dari 5 kata), tetapi tidak sampai menggangu dari segi isi.

Nada suara ustadz Hilmi Aminudin berat dan beberapa kali sangat nampak kesedihan dan keharuan beliau bahkan hampir pecah tangis. Dari kalangan jamaah juga sesekali terdengar isak tangis kesedihan dan beberapa kali terdengar takbir mendengar kisah perjuangan almarhum ustadzah Yoyoh Yusroh.

HUKUM MENYAMBUT HARI IBU

Hari Ahad, minggu kedua bulan Mei, setiap tahun umumnya diadakan Sambutan Hari Ibu. Terdapat berbagai pendapat mengenai hukum menyambutnya. Bersama-sama ini dikemukakan beberapa pendapat dan ulasan para cendikiawan Islam untuk menjadi bahan renungan dan perbincangan kita bersama. Mari sama-sama kita telitikan...

1. Berbakti kepada ibubapa adalah wajib dan patut dilaksanakan sepanjang tahun dan bukan pada hari-hari tertentu sahaja. Walau bagaimanapun, masyarakat moden hari ini menyambut hari-hari tertentu untuk memberikan penghormatan atas jasa-jasa individu atau kelompok tertentu. Maka lahirlah beberapa hari Hari Ibu, Hari Bapa, Hari Guru, Hari Pekerja, Hari Jururawat dan lain-lain. Hari Ibu disambut di sesetengah negara pada 21 Mac setiap tahun dan di sesetengah negara lain seperti Malaysia pada 10 Mei setiap tahun. Sambutan ini sentiasa mengundang perbahasan umat Islam tentang hukum menyambutnya.

2. Ulama’ berselisih pendapat dalam perkara ini dan secara umumnya mereka terbahagi kepada 2 kelompok iaitu:

(1.) Kelompok yang mengharamkan. Diantaranya ialah Al-marhum Sheikh Abdul Aziz bin Baz yang secara jelas pernah mengeluarkan fatwa tentang sambutan ini. Asasnya ialah kerana ia termasuk diantara perkara bid’ah dalam agama dan mengikut kepada Barat (gharbiyyun).

(2.)Kelompok yang mengharuskan. Mereka mempersetujui bahawa sambutan ini juga adalah perkara yang diada-adakan, tetapi ia bukanlah bid’ah dalam ibadat (بدع العبادات) tetapi hanyalah bid’ah dalam adat kebiasaan (بدع العادات).


3. Pandangan kelompok pertama adalah cukup mudah untuk difahami dan saya tidak berhasrat memanjangkan di sini.

4. Pandangan kelompok kedua boleh diperhatikan pada pendapat-pendapat beberapa ulama’ kontemporari. Sheikh Faisal Mawlawi, Timbalan Pengerusi Majlis Fatwa dan Pengkajian Hukum Eropah (Majlis ini dipengerusikan oleh Sheikh Professor Dr Yusuf Abdullah al-Qaradawi) yang juga seorang pemimpin gerakan Islam di Lubnan (seangkatan dengan Sheikh Dr Fathi Yakan) berpendapat bahawa tiada halangan untuk menyambut Hari Ibu tetapi dengan dua syarat:

1. Sambutan itu hanyalah penghormatan tambahan (تكريما إضافيا) yang dilakukan lanjutan daripada penghormatan sehari-hari yang diberikan selayaknya untuk ibu.
2. Sambutan itu tidaklah dianggap sebagai satu perayaan dalam mafhum Syarak iaitu menyamai Eid al-Adha dan Eid al-Fitri yang ada asasnya yang jelas dalam nusus Syariah.

5. Dr Muhammad Bakar Ismail, Professor Tafsir dan Ilmu-ilmu al-Quran di Universiti Al-Azhar al-Syarif memberikan pandangan seperti berikut:

“هذا اليوم الذي تُكرم فيه الأم ويُسميه الناس “عيد الأم” هو مِن بدَع العادات لا مِن بدَع العبادات، وبدَع العادات لا يَأمر بها الإسلام ولا يَنهَى عنها إلا إذا كانت تتصل بالدِّين من قريب أو مِن بعيد، فإذا كانت هذه العادات تُعبِّر عن الوفاء والاعتراف بالجميل وتدعو إلى البرِّ والإحسان إلى مَن يَستحق البرَّ والإحسانَ، كالأمِّ والأبِ ومَن في حُكمهما كالجَدَّة والجَدِّ، فإن الإسلام يُبارك هذه العادات ويُقرُّها. أمَّا إذا كانت هذه العادات تُعبِّر عن الضِّدِّ مِن ذلك، أو يَترتَّب على فعْلها ما يَعيبه الإسلام ويَنهَى عنه، كالإسراف والتبذير والعبَث واللهْو واللعب والتفاخُر، فإن الإسلام يَنهَى عن ذلك ويُحذر منه.

“Hari ini dimana ibu dimuliakan dan dinamakan dengan Hari Ibu adalah daripada bid’ah-bid’ah dalam perkara adat dan bukan ibadat. Bid’ah dalam adat adalah tidak disuruh oleh Islam dan tidak juga dilarang kecuali ia menghubungkan dengan agama daripada dekat atau jauh. Jika adat ini lahir daripada pengiktirafan kepada kecantikan dan menyeru kepada berlaku baik dan ihsan kepada orang yang berhak mendapat kebaikan dan ihsan seperti ibu, bapa, datuk dan nenek, maka Islam memberkati dan memperakui adat sebegini. Manakala jika adat ini lahir daripada perkara yang sebaliknya, dan melakukannya juga melibatkan perkara-perkara yang buruk dan dilarang oleh Islam seperti pemborosan, pembaziran, kelalaian dan berbangga-bangga, maka Islam melarang daripadanya.”

6. Dr ‘Abdul Fattah Asyur, seorang lagi ulama’ al-Azhar memberikan pendapat seperti berikut:


Bahawa merayakan beberapa hari yang padanya dimuliakan manusia atau menghidupkan ingatan-ingatan yang baik, maka tidak seorang pun mengatakan bahawa program ini adalah perayaan agama atau sebahagian daripada perayaan-perayaan Muslimin. Tetapi ia adalah peluang untuk menunjukkan syiar perasaan yang baik terhadap orang-orang yang berbudi kepada kita dan diantaranya ialah apa yang dikenali sebagai Hari Ibu. Sesungguhnya bagi ibu kedudukan yang khusus dalam Islam dan juga dalam setiap agama lain. Maka ibu wajib dimuliakan dan dirayakan.

7. Sheikh Hamid al-Athar, ahli Kesatuan Ulama’ Islam Sedunia (yang dipengerusikan oleh Sheikh al-Qaradawi) memberikan pendapat seperti berikut:

أن الاحتفال بأيام فيها تكريم للناس، أو إحياء ذكرى طيبة لم يقل أحد بأن هذا احتفال ديني، أو عيد من أعياد المسلمين، ولكنه فرصة لإبداء المشاعر الطيبة نحو من أسدوا لنا معروفًا، ومن ذلك ما يعرف بالاحتفال بيوم الأم، أو بعيد الأم، فإن الأم لها منزلة خاصة في دين الله، بل في كل دين، ولذلك يجب أن تكرم، وأن تحترم وأن يحتفل بها الاحتفال بعيد الأم في اليوم المحدد ذلك(21 من مارس) أقل أحواله عندي الكراهة، ولا يبعد أن يكون حراما، ليس بسبب البدعة ، ولكن بسبب تقليد غير المسلمين في عاداتهم وأعيادهم،وقد وردت عدة أحاديث ، ينهى النبي صلى الله عليه وسلم فيها أمته عن التشبه بأهل الكتاب؛من ذلكما جاء عن ابن عمر أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: “من تشبه بقوم فهو منهم”

Perayaan Hari Ibu pada suatu pada suatu hari yang dikhususkan (iaitu 21 Mac) pada pendapatku adalah makruh dan tidak jauh hukumnya dengan haram, bukan disebabkan bid’ah tetapi kerana mengikut orang-orang bukan Islam pada adat kebiasaan dan perayaan-perayaan mereka. Telah datang beberapa hadith Rasulullah SAW yang melarang umatnya daripada menyerupai Ahli Kitab antara lainnya ialah yang didatangkan daripada Ibnu Umar RA bahawa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang menyerupai sesuatu kaum, maka dia dari kalangan mereka.”


8. Dr Muhammad al-Banna berpendapat bahawa tiada halangan untuk menyambut Hari Ibu dengan syarat:

1. Tidak berlaku di dalamnya perkara-perkara yang diharamkan oleh Syariah seperti pergaulan bebas diantara lelaki dan perempuan.

2. Tidak dimaksudkan untuk menyerupai orang-orang Barat dan bukan Islam.

3. Hendaklah kandungan perayaan itu diteruskan sepanjang tahun iaitu tidak terbatas kepada hari tersebut sahaja.

Wallahu ‘alam bil sowab.

Sumber ambilan : http://baitmuslimkpt.blogspot.com/2009/05/hukum-menyambut-hari-ibu.html

KENYATAAN IKHWAN MUSLIMIN BERHUBUNG PEMBUNUHAN OSAMA BIN LADEN

Sesungguhnya dunia seluruhnya dan orang-orang Islam khususnya telah sekian lama disogokkan dengan propaganda media yang mengaitkan Islam dengan keganasan dan orang-orang Islam adalah pengganas ekoran dari tuduhan bahawa peristiwa 11 September adalah hasil perancangan al-Qaedah

Kini, presiden Amerika mengisytiharkan pula bahawa pasukan khas tentera marin Amerika telah berjaya membunuh Usamah termasuk seorang wanita, seorang anak Usamah dan beberapa orang pengikutnya. Berikutan itu, kami mendapati bahawa di hadapan kami terpampang satu pendirian baru.

Ikhwan Muslimin (IM) menegaskan bahawa kami menentang penggunaan kekerasan secara umum, menentang apa jua pembunuhan yang tidak berlandaskan undang-undang. Kami sentiasa mendokong perbicaraan yang adil ke atas mana-mana individu yang melakukan apa-apa jenis jenayah sekalipun.

IM menuntut dunia seluruhnya dan negara-negara Barat khususnya, sama ada kerajaan atau rakyat mereka berhenti dari mengaitkan Islam dengan keganasan. Mereka hendaklah membetulkan gambaran yang sengaja diselewengkan mengenai Islam dan digembar-gemburkan sejak beberapa tahun lamanya.

IM menegaskan bahawa menentang penjajahan asing ke atas mana-mana negara adalah sesuatu yang sah dan dituntut. Melawan penjajah merupakan hak setiap insan yang dijamin oleh Syariat semua agama Samawi dan perjanjijan-perjanjian antara bangsa. Sesungguhnya mencampuradukkan antara perjuangan menentang penjajah yang dibenarkan oleh undang-undang dengan kekerasan yang dilakukan terhadap orang-orang yang tidak berdosa merupakan suatu perancangan yang disengajakan oleh zionis itu sendiri.

Justeru, selagi mana ada penjajahan, selama itu akan wujud penentangan. Amerika, Nato, Kesatuan Eropah hendaklah segera mengisytiharkan penamatan penjajahan mereka ke atas Afghanistan dan Iraq. Mereka juga hendaklah mengiktiraf hak-hak rakyat Palestin yang sah.

IM menuntut US supaya berhenti dari tindakan merisik pihak yang tidak sepakat dengannya dan berhenti dari campur tangan urusan dalaman mana-mana negara Arab atau negara orang Islam.

الإخوان المسلمون القاهرة في: 29 من جمادى الأولى 1432هـ الموافق 2 من مايو 2011م
Sumber : http://www.ikhwanonline.com/new/Article.aspx?ArtID=83551&SecID=230

GARIS PANDUAN PERADUAN BERASASKAN HADIAH


Dalam banyak siri kuliah yang disampaikan, pertanyaan tentang menyertai dan mengadakan peraduan berasaskan hadiah sering dikemukakan. Kadangkala penjelasan yang diberikan berulangkali. Untuk menambahkan khazanah ilmu dan maklumat, Garis Panduan dibawah boleh menjadi rujukan kepada kita bersama.

1-TUJUANJustify Full

Garis Panduan Peraduan Berasaskan Hadiah ini disediakan untuk memberi panduan kepada semua pihak yang terlibat dalam menganjurkan peraduan yang menawarkan hadiah sebagai ganjaran sama ada agensi- agensi kerajaan dan swasta, syarikat-syarikat telekomunikasi, media cetak dan elektronik, pengendali konsep peraduan, penaja, orang awam serta mereka yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam peraduan tersebut.

2- PENDAHULUAN

2.1 Dengan kemajuan arus perdana, urusniaga jual beli telah mula diperluaskan dengan pelbagai teknologi moden termasuklah melalui SMS. Bukan sekadar itu, promosi produk jualan juga semakin berkembang pesat melalui instrumen semasa termasuk penganjuran peraduan kontemporari oleh pelbagai pihak telah menjadi begitu popular dan semakin mendapat tempat di kalangan masyarakat.

2.2 Namun begitu, penganjuran peraduan kontemporari ini yang kebiasaannya menawarkan hadiah contohnya peraduan melalui SMS telah menimbulkan pelbagai polemik dan persoalan khususnya daripada aspek hukum syarak. Justeru garis panduan ini diterbitkan untuk merungkai segala permasalahan dan kekeliruan sekaligus memastikan seluruh penganjuran peraduan berasaskan hadiah bertepatan dengan prinsip muamalat Islam yang berasaskan kepada aspek ketelusan dan keadilan.

2.3 Garis Panduan ini adalah berdasarkan keputusan Muzakarah Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan dan Mesyuarat Panel Kajian Syariah, JAKIM.

3- KEPUTUSAN MUZAKARAH JAWATANKUASA FATWA MAJLIS KEBANGSAAN BAGI HAL EHWAL UGAMA ISLAM MALAYSIA

Muzakarah Jawatankuasa Fatwa Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam Malaysia Kali Ke-64 yang bersidang pada 27 Julai 2004 telah memutuskan;

Peraduan kuiz melalui Sistem Pesanan Ringkas (SMS) dan seumpamanya adalah mengandungi unsur-unsur eksploitasi, kesamaran (tidak jelas), pertaruhan dan nasib yang tergolong dalam pengertian judi. Dari itu, hukum peraduan kuiz tersebut adalah haram di sisi syarak”.

4- KRITERIA- KRITERIA YANG MESTI DIELAKKAN DALAM PENGANJURAN PERADUAN BERASASKAN HADIAH

4.1.1 Eksploitasi

Dalam konteks peraduan berasaskan hadiah, “eksploitasi” bermaksud suatu perbuatan atau tindakan mempergunakan sesuatu (orang dll) untuk kepentingan (keuntungan dsb) diri sendiri. (Kamus Dewan)

Eksploitasi bermaksud menuntut (meminta) hasil daripada sesuatu yang dimiliki oleh pemilik. (Mausuah Fiqhiyyah)

Eksploitasi juga bermaksud use selfishly and unfairly for one’s own advantage or profit. (Oxford Dictionary)

Dalam konteks peraduan, peserta mengharapkan hadiah lumayan yang ditawarkan manakala pihak penganjur mengambil kesempatan dengan mengenakan caj tertentu dan mengaut keuntungan di atas keghairahan orang ramai yang menyertainya. Perbuatan tersebut adalah suatu bentuk eksploitasi yang tidak diharuskan oleh Islam.

4.1.2 Kesamaran.

Dalam konteks peraduan yang menawarkan hadiah juga, maksud “kesamaran” adalah sesuatu perkara yang kurang jelas keadaannya. (Kamus Dewan)

Kesamaran juga telah ditakrifkan sebagai bahaya, tipu helah dan mendedahkan diri kepada kebinasaan diri dan juga hartanya. al- Jurjani pula telah mentakrifkan kesamaran sebagai sesuatu yang tidak diketahui akibatnya samada berlaku atau sebaliknya. (Mausu’ah Fiqhiyyah)

Kesamaran juga dimaksudkan dengan look or sound different from normal; give false appearance. (Oxford Dictionary) Dr. Yusof al-Qardhawi menjelaskan tentang pendirian Islam terhadap perbuatan yang samar- samar atau syubhah. Beliau menyatakan bahawa Islam memberikan satu garis panduan yang disebut sebagai sikap berhati-hati kerana takut terlibat dalam perbuatan haram. Melalui sifat ini seseorang Islam dituntut supaya menjauhkan diri daripada sesuatu masalah yang masih samar-samar, sehingga dengan cara tersebut dia tidak melakukan suatu perbuatan yang haram.

Perbuatan seperti ini termasuk dalam perkara sadduz zara’i’ (menutup pintu daripada melakukan kejahatan). Perkara tersebut juga merupakan salah satu pendidikan untuk orang Islam memandang lebih jauh serta menyelidik terhadap hidup dan manusia itu sendiri. Ini berdasarkan sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud;

“Yang halal sudah jelas dan yang haram juga sudah jelas, di antara kedua-duanya itu ada beberapa perkara yang belum jelas (syubhat), banyak orang yang tidak tahu; apakah dia termasuk dalam perkara yang halal ataukah yang haram? Maka sesiapa yang menjauhinya kerana hendak membersihkan agama dan kehormatannya maka dia akan selamat dan sesiapa yang mengerjakan sedikitpun daripadanya hampir-hampir dia akan jatuh ke dalam haram, sebagaimana orang yang menggembala kambing di sekitar daerah larangan, dia hampir-hampir akan jatuh kepadanya. Ingatlah bahawa tiap-tiap raja mempunyai daerah larangan. Ingat pula bahawa daerah larangan Allah itu ialah semua yang diharamkan.”

(Riwayat al-Bukhari, Muslim dan al-Tarmizi dan riwayat ini adalah lafaz al-Tarmizi) (Dr. Yusof al-Qardhawi, al-Halal wa al-Haram fi al-Islam, hal 37)

Dalam konteks peraduan kontemporari ini, penganjur mengenakan caj bayaran dalam pelbagai istilah seperti wang pertaruhan, wang penyertaan, yuran pertandingan dan sebagainya.

Penganjur juga menyediakan syarat peraduan yang kurang telus, serta mengelirukan. Ini menyebabkan peserta bergantung kepada nasib di samping menyimpan angan-angan untuk memperolehi hadiah yang lumayan. Kesamaran yang berlaku dalam peraduan seumpama ini boleh menyebabkan orang ramai terlibat dalam perbuatan perjudian tanpa mereka sedari.

4.1.3 Pertaruhan

Dalam konteks peraduan berasaskan hadiah, “pertaruhan” bermaksud wang dan lain-lain yang dipasang dalam perjudian. (Kamus Dewan)

Pertaruhan juga bermaksud money etc risked or gambled on the unknown result of a future event. (Oxford Dictionary)

Judi daripada sudut bahasa bermaksud pertaruhan yang menggunakan anak panah. Ibn Hajar al- Makki telah mentakrifkan perjudian sebagai al- qimar dalam apa jua bentuk. Manakala al- Muhalli telah menjelaskan bahawa bentuk perjudian ialah sesuatu yang diragukan samada untung atau rugi. (Mausuah Fiqhiyyah)

Peraduan kontemporari contohnya melalui SMS adalah suatu permainan yang melalaikan dan boleh dikategorikan dalam permainan al-nardu (buah dadu -permainan tradisi masyarakat Arab yang mengandungi perjudian dan pertaruhan).

Menurut Dr. Yusof al-Qardhawi (Fatawa al-Mu’asarah jilid 7, hal 465 dan 466) para fuqaha mengharamkan permainan ini berdasarkan kepada dalil al-Quran dan hadis serta bentuk permainan tersebut yang mengandungi unsur judi yang diharamkan. Mereka merujuk kepada firman Allah S.W.T. yang bermaksud;

“Wahai orang yang beriman! Sesungguhnya arak, judi, pemujaan berhala dan mengundi nasib dengan batang-batang anak panah, adalah (semuanya) kotor (keji) dari perbuatan syaitan. Oleh itu hendaklah kamu menjauhinya supaya kamu berjaya”. [Surah al-Ma`idah ayat 90]

Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud;

“Sesiapa yang bermain permainan al-Nardu (perjudian) sesungguhnya ia telah melakukan maksiat kepada Allah dan rasul-Nya”. [Riwayat Abu Daud]

Dalam konteks peraduan, unsur perjudian yang terdapat di dalamnya adalah kerana ia mengandungi unsur pertaruhan, setiap peserta akan dikenakan caj bayaran melalui pelbagai istilah yang mengabui mata peserta sebagai syarat untuk menyertai peraduan tersebut.Bayaran inilah yang dinamakan pertaruhan.

4.1.4 Nasib

“Nasib” bermaksud melakukan sesuatu dengan harapan untuk mendapat keuntungan; bertaruh (Kamus Dewan).

Nasib juga bermaksud chance, esp though of as force that bring good or bad fortune (Oxford Dictionary)

Perbuatan peserta yang membayar caj peraduan dengan harapan mendapat keuntungan atau habuan hadiah ketika menyertai sebarang peraduan yang dianjurkan perbagai pihak adalah tidak diharuskan oleh Islam. Ia sama dengan perbuatan mempertaruhkan wang lalu bergantung harapan kepada nasib untuk mendapat keuntungan yang lebih banyak.

Perbuatan bergantung kepada nasib ini bertentangan dengan ajaran Islam berdasarkan firman Allah S.W.T. yang bermaksud;

‘Wahai orang yang beriman! Sesungguhnya arak, judi,pemujaan berhala dan mengundi nasib dengan batang-batang anak panah, adalah (semuanya) kotor (keji) dari perbuatan syaitan. Oleh itu hendaklah kamu menjauhinya supaya kamu berjaya.’ [Surah al-Ma`idah ayat 90]

Dalam konteks peraduan berasaskan hadiah, ada segelintir penganjur peraduan meletakkan kaedah penentuan pemenang melalui kriteria peserta yang berjaya menjawab soalan dengan tepat dan paling pantas. Kaedah pemilihan pemenang seumpama ini adalah tidak patuh syariah kerana peserta yang menjawab soalan dengan tepat masih tidak ada jaminan untuk dipilih sebagai pemenang kerana terpaksa bergantung kepada nasib semata- mata untuk menjadi peserta yang terpantas menjawab soalan.

4.1.5 Pembaziran

“Pembaziran” bermaksud perbuatan membazirkan (wang, masa tenaga dsb) (Kamus Dewan).

Perbaziran juga dapatlah diertikan sebagai membahagikan harta di luar tujuan. Sesetengah ahli feqah telah mentakrifkan pembaziran sebagai tiada ihsan dalam pengurusan harta, membelanjakan harta bukan pada tempat yang tidak sepatutnya, membelanjakan harta pada arah kebaikan bukanlah bermaksud pembaziran dan membelanjakan harta dalam urusan makanan tidak termasuk di dalam hal (kategori) pembaziran. (Mausu’ah Fiqhiyyah)

Pembaziran juga dimaksudkan dengan not thinking of the consequences or of danger; rash or impulsive. (Oxford Dictionary)

Islam melarang umatnya melakukan perbuatan mensia-siakan harta atau wang pada tempat yang tidak wajar dan tidak diharuskan oleh Allah S.W.T.. Ini bermakna walaupun sedikit yang kita belanjakan jika bukan pada tempat yang wajar, maka ia tetap dikira sebagai membazir. Tidaklah semestinya banyak atau sedikit semata-mata yang menjadi ukuran kepada perkiraan membazir atau tidaknya dalam sesuatu perbelanjaan. Perbuatan membazir sangat dilarang dalam Islam malah ia dianggap bukan daripada perbuatan seorang Islam. Ini berdasarkan firman Allah S.W.T. yang bermaksud;

“Sesungguhnya orang yang boros itu adalah saudara-saudara syaitan sedangkan syaitan itu pula adalah makhluk yang sangat kufur kepada tuhannya.” [Surah al-Nisaa’ ayat 26-27]

Dalam konteks peraduan berasaskan hadiah, ramai peserta menghabiskan wang mereka semata-mata untuk meraih hadiah yang ditawarkan. Walau bagaimanapun sebilangan kecil sahaja peserta yang akan memperolehi hadiah, manakala sebahagian besar lagi akan mengalami kerugian serta kehilangan wang dalam pertaruhan. Mereka telah membazirkan masa, wang dan tenaga semata-mata untuk mendapatkan hadiah yang belum pasti diperolehi.

5- PANDUAN KEPADA PESERTA

5.1 Sebelum menyertai sebarang peraduan yang berasaskan hadiah, peserta haruslah meneliti dan memahami perkara-perkara berikut:

i) Bentuk dan operasi peraduan.

ii) Terma dan syarat peraduan dengan jelas.

iii) Memastikan peraduan yang disertai tidak mengandungi unsur-unsur yang bercanggah dengan hukum syarak seperti perjudian, pembaziran, eksploitasi, keraguan dan kerugian kepada peserta.

iv) Memastikan caj yang dikenakan terhadap mereka sama seperti caj biasa sebelum peraduan berlangsung jika peraduan tersebut dianjurkan melibatkan perbualan telefon dan kaedah SMS.

v) Peraduan yang disertai bermanfaat dan tidak mengandungi unsur hiburan yang melampau, aktiviti yang melalaikan dan seumpamanya.

vi) Peserta hendaklah merujuk kepada pihak berkuasa yang berautoriti sekiranya terdapat keraguan mengenai sesuatu peraduan terutamanya daripada sudut hukum syarak dan perundangan negara.

vii) Peserta dinasihatkan agar tidak terlalu taksub dan fanatik kepada sesuatu peraduan yang disertai sehingga meninggalkan tugasan wajib.

6- PANDUAN KEPADA PENGANJUR

6.1 YURAN PENDAFTARAN DAN CAJ TAMBAHAN

i) Penganjur tidak boleh mengenakan apa- apa caj atau yuran kepada peserta sebagai bayaran pendaftaran untuk menyertai peraduan yang dianjurkan bagi mengelakkan wujudnya unsur- unsur perjudian dan pertaruhan.

ii) Tiada sebarang caj tambahan boleh dikenakan kepada peserta peraduan contohnya caj kos pengurusan, caj ke atas setiap set soalan peraduan dan seumpamanya.

iii) Jika peraduan dianjurkan melalui telefon dan seumpamanya, pihak penganjur tidak boleh menaikkan caj perbualan telefon dan SMS daripada caj semasa bagi mengelakkan wujudnya unsur perjudian.

6.2 TERMA DAN SYARAT PERADUAN YANG JELAS

i) Penganjur mestilah menyatakan tujuan, syarat- syarat penyertaan, ganjaran hadiah, kaedah pemilihan pemenang, tempoh masa dan seumpamanya dengan tepat, jelas dan terperinci di dalam terma dan syarat peraduan.

ii) Sekiranya peraduan tersebut melibatkan penjualan produk dan seumpamanya maka perkara tersebut perlu diperincikan dengan jelas di dalam terma dan syarat.

iii) Terma dan syarat juga mestilah adil, tidak mengandungi unsur penipuan ataupun helah, serta tidak berat sebelah samada di pihak penganjur mahupun pelanggan dan mestilah tidak bercanggah dengan syarak.

iv) Terma dan syarat mestilah dapat diakses sepenuhnya oleh pelanggan dengan jelas samada melalui iklan di media cetak, media elektronik atau seumpamanya.

v) Terma dan syarat mestilah jelas, mudah difahami serta tidak mengelirukan masyarakat awam.

6.3 PROMOSI DAN IKLAN

i) Maklumat penting di dalam terma dan syarat iaitu syarat- syarat penyertaan, bentuk operasi peraduan, ganjaran hadiah, syarat-syarat pemenang dan seumpamanya mestilah dinyatakan sepenuhnya dengan jelas, mudah difahami oleh masyarakat awam.

ii) Jika peraduan tersebut melibatkan sebarang penjualan barangan atau produk, promosi penjualan barangan atau produk tersebut mestilah lebih difokuskan berbanding promosi peraduan.

iii) Iklan-iklan dan promosi di dalam media cetak dan elektronik mestilah;

a) menggambarkan sepenuhnya promosi peraduan tersebut;

b) tidak mengandungi unsur-unsur eksploitasi seperti mengeksploitasikan wanita dan seumpamanya sebagai satu daya tarikan; dan

c) tidak mengandungi unsur-unsur provokasi, paksaan serta mengelirukan peserta.

6.4 SISTEM PERADUAN YANG JELAS

6.4.1 Matlamat Peraduan

i) Peraduan yang dianjurkan mestilah mempunyai matlamat yang bermanfaat, membina daya intelektual, memupuk sikap positif dan seumpamanya.

ii) Tidak dijadikan sebagai helah untuk mengaut keuntungan yang berlipat ganda.

iii) Tidak melalaikan sehingga menyebabkan peserta meninggalkan kewajipan seharian.

6.4.2 Bentuk Soalan Peraduan

i) Soalan- soalan peraduan mestilah;

a) bermanfaat, ilmiah dan benar- benar menguji kepintaran;

b) tidak tertumpu kepada perkara- perkara yang tidak membina minda serta melalaikan;

c) tidak mengelirukan; dan

d) tidak bercanggah dengan syariat Islam

6.4.3 Kaedah Pemilihan Pemenang

i) Setiap penyertaan peserta mestilah disemak dan dihakimi dengan adil, telus, amanah dan tidak berat sebelah.

ii) Pemenang peraduan tidak boleh ditentukan dengan kaedah cabutan rambang (lucky draw) yang bersandarkan kepada faktor nasib sahaja contohnya sistem pemilihan pemenang hanya ditentukan melalui kaedah cabutan sahaja tanpa disemak keseluruhan borang jawapan peraduan yang diserahkan peserta terlebih dahulu.

iii) Jika sekiranya terdapat lebih daripada satu penyertaan yang menjawab semua soalan objektif dengan betul dan mempunyai markah/ mata yang sama, maka peserta hendaklah diberi soalan subjektif contohnya menulis cogankata dan seumpamanya. Hakim mestilah mengadili soalan subjektif tersebut dengan adil sebelum menentukan pemenang peraduan.

6.4.4 Tempoh Masa Peraduan

i) Jika peraduan tersebut mempunyai sesuatu tempoh had masa penganjuran dan menjawab soalan, maka ia perlulah dimaklumkan kepada peserta sebelum peraduan bermula.

6.5 GANJARAN/ HADIAH

i) Hadiah peraduan disediakan oleh pihak penganjur mestilah daripada sumber yang halal.

ii) Hadiah peraduan tidak boleh diambil daripada kumpulan wang peserta samada melalui yuran penyertaan, caj dan seumpamanya.

iii) Sumber dana hadiah tidak boleh diambil daripada hasil caj perkhidmatan yang di kenakan untuk sms dan seumpamanya.

iv) Hadiah yang disediakan oleh pihak penganjur mestilah bernilai, bermanfaat dan memenuhi spesifikasi yang telah dinyatakan di dalam terma dan syarat peraduan.

v) Hadiah peraduan hendaklah disediakan terlebih dahulu sebelum sesuatu peraduan dijalankan bagi mengelakkan timbulnya sebarang unsur penipuan.

vi) Tempoh penyerahan hadiah kepada peserta mestilah ditetapkan dan dinyatakan di dalam terma dan syarat peraduan dengan jelas.

7- KESIMPULAN

Garis Panduan yang diterbitkan ini adalah diharap dapat memberikan panduan kepada semua pihak yang terlibat di dalam penganjuran peraduan yang menawarkan hadiah sebagai ganjaran. Semoga usaha ini dapat memastikan keseluruhan operasi peraduan mematuhi prinsip- prinsip syariah.

Rujukan:

1. Al- Mausu’ah al- Fiqhiyyah, Wizarah al- Auqaf wa al- Syu’un al- Islamiyyah, jilid 3, cetakan pertama, 2000, Kuwait.

2. Al- Mausu’ah al- Fiqhiyyah, Wizarah al- Auqaf wa al- Syu’un al- Islamiyyah, jilid 4, cetakan pertama, 2000, Kuwait.

3. Al- Mausu’ah al- Fiqhiyyah, Wizarah al- Auqaf wa al- Syu’un al- Islamiyyah, jilid 31, cetakan pertama, 2000, Kuwait.

4. Al- Mausu’ah al- Fiqhiyyah, Wizarah al- Auqaf wa al- Syu’un al- Islamiyyah, jilid 39, cetakan pertama, 2000, Kuwait.

5. Al-Halal wa al-Haram fi al-Islam, Dr.Yusof al-Qardhawi, cetakan ke-15, 1994, al-Maktab al-Islami, Beirut

6. Fatawa Mu’asarah, Dr. Yusof al-Qardhawi, jilid 2, 1991Dar Ula al-Nah, Beirut.

7. Kamus Dewan, Edisi Baru, Dewan Bahasa dan Pustaka, 1991, Kuala Lumpur.

8. Oxford Dictionary Advanced Learner’s, A.S Hornby, Fourth Edition,1989, Oxford University Press.


[Ambilan Sumber: http://www.islam.gov.my/garis-panduan-peraduan-berasaskan-hadiah]
 
Home | Gallery | Tutorials | Freebies | About Us | Contact Us

Copyright © 2009 KEMBARA SUFI |Designed by Templatemo |Converted to blogger by BloggerThemes.Net

Usage Rights

DesignBlog BloggerTheme comes under a Creative Commons License.This template is free of charge to create a personal blog.You can make changes to the templates to suit your needs.But You must keep the footer links Intact.