MENDAMBAKAN SEMANGAT RAMADHAN

Tidak terasa kepada kita bahwa waktu terus berlalu dan hari-hari yang telah dilalui dan bulan Ramadhan itu hanya sebentar lagi akan menjelma kembali. Seperti baru kelmarin Ramadhan tahun lalu kita tinggalkan, bulan mulia yang penuh dengan keberkatan. Kalau kita mengimbau suasana di bulan Ramadhan tahun lalu itu, kita mungkin merasa begitu dekat dengan Allah swt. Kita lalui hari-harinya untuk sentiasa beribadah kepadaNya dengan solat berjamaah di masjid, solat Tarawikh, qiyamullail, tilawah Al Qur'an, sedekah dan macam-macam ibadah lainnya. Lebih-lebih lagi di sepuluh hari terakhirnya di mana kita tidak ketinggalan untuk beri’tikaf di masjid bagi lebih mendekatkan lagi diri kita yang hina ini kepangkuan Ilahi.

Memanjatkan doa memohon ampun atas semua dosa yang pernah kita lakukan. Selepas Ramadhan itu pergi, memasuki bulan Syawal kita masih boleh menghadirkan semangat Ramadhan pada diri kita. Masih boleh kita melaksanakan ibadah puasa sunnah Syawal. Masih boleh kita pertahankan untuk menghiasi malam-malamnya dengan qiyamullail. Tilawah Al Qur’an masih boleh satu juz dalam sehari serta ibadah-ibadah yang lainnya. Subhanallah... Namun secara perlahan semangat Ramadhan itu hilang dari diri kita diiringi semakin jauhnya kita dengan Allah swt yang boleh dikesan apabila berkurangnya kualiti ibadah kita, dosa-dosa pun banyak yang kita perbuat. Astaghfirullah... Kualiti ibadah kita mencerminkan nilai keimanan yang ada pada diri kita. Ketika kualiti ibadah kita itu menurun bererti menurun pula nilai keimanan kita kerana memang keimanan kita kadang-kadang menaik dan kadang-kadang menurun.

Imam Ghazali menjelaskan, keimanan kita naik dengan melakukan ketaatan kepadaNya dan sebaliknya keimanan kita menurun dengan melakukan kemaksiatan kepadaNya. Tanpa kita sedari begitu banyak dosa itu datang dari : 1. Pandangan mata kita. 2. Ucapan lisan kita. 3. Pendengaran telinga kita. 4. Segenap panca indera kita. Sungguh semua itu tidak terasa kita lakukan kerana memang begitu halus cara syaitan menggelincirkan kita dari jalan yang di ridhai oleh Allah swt. Sekalipun kita adalah orang yang sentiasa rajin beribadah, apatah lagi mereka yang memang jauh dari ajaran agama ini.

Dari berbagai arah syaitan mencuba dengan memujuk rayu supaya kita menjadi manusia-manusia pembuat dosa. 1. Dari arah depan kita, ia datang menggoda. 2. Dari arah belakang kita, ia datang menggoda. 3. Dari arah kanan dan kiri kita, ia datang menggoda. supaya kita jauh dari ketaatan. Ini merupakan janji syaitan / iblis kepada Allah swt yang diabadikan di dalam Al Qur’an: “Iblis menjawab: Kerana Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari depan dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).”(QS Al A’raaf : 16-17) Menyedari diri yang penuh dengan dosa, kedatangan bulan Ramadhan kali ini sangat kita rindukan.

Bulan yang mulia dan bulan yang penuh dengan keberkatan di mana Allah swt dalam bulan Ramadhan ini menjanjikan untuk menghapuskan dosa-dosa dan mengabulkan segala doa yang kita panjatkan dan semoga Allah swt masih memberikan nikmatNya kepada kita sebuah anugerah terindah iaitu boleh merasakan kembali bulan Ramadhan tahun ini. Walaubagaimanapun, banyak cerita di tahun-tahun yang lalu menjelang memasuki bulan Ramadhan bahkan mungkin juga di tahun ini, orang-orang yang terdekat dengan kita, teman, sahabat, saudara bahkan juga ibubapa kita telah mendahului kita mengadap Ilahi. Pergi dan tidak akan pernah kembali lagi, selama-lamanya. Mereka tidak sempat merasakan lagi Bulan Ramadhan dan semua itu adalah takdir yang kita tidak boleh lagi untuk menawarnya. Semoga mereka yang telah mendahului kita di ampuni oleh Allah swt akan dosa-dosanya... Ameen...

Kita juga belum tahu, apakah Allah swt akan mentakdirkan kita bersua kembali dengan bulan Ramadhan tahun ini atau kita ditakdirkan menyusul orang-orang yang terdekat dengan kita yang telah lebih dahulu mengadap Ilahi sebelum Ramadhan dapat kita rasakan kembali, merasakan hari-harinya yang penuh dengan keberkatan. Oleh kerana itu, jangan tunggu bulan Ramadhan datang untuk kita bertaubat kepadanya. Mulailah dari sekarang, dari saat ini untuk kita dekatkan diri kepada Allah swt. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang zalim kerana kita enggan bertaubat. Firman Allah swt : "...Dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (QS Al Hujuraat : 11) Hadirkan semangat Ramadhan itu kembali, qiyamullail, tilawah Al Qur’an dan ibadah-ibadah lainnya supaya ketika kita ditakdirkan oleh Allah swt dapat kembali merasakan bulan Ramadhan yang akan menyapa tidak lama lagi, kita akan lebih bersedia untuk mengisi hari-harinya dengan sentiasa beribadah kepadaNya. Sungguh jangan lalui hari-harinya dengan sia-sia.

Berusahalah ketika kita berada dalam bulan Ramadhan nanti untuk menjemput rahmatNya dengan : 1. Berlumba-lumba membuat kebajikan. 2. Mempersembahkan kepada Allah swt ibadah-ibadah terbaik kita di mana dengan itu semua Allah swt akan membanggakan kita kepada para malaikatNya. Rasulullah saw bersabda : ”Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkatan. Allah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan doa. Allah melihat kamu berlumba-lumba pada bulan ini dan membanggakan kamu kepada para malaikatNya. Maka tunjukkanlah kepada Allah perkara-perkara yang baik dari kamu kerana orang yang sengsara (celaka) adalah orang yang tidak mendapat rahmat Allah di bulan ini.” (HR At Thabrani)

Hadirkan semangat Ramadhan itu kembali. Jika memang Allah akan memanggil kita sebelum Ramadhan itu menyapa, kita sudah berada dalam kedekatan kepadaNya. Berada dalam keadaan iman yang terbaik. Itu yang kita harapkan jika memang Allah swt telah tentukan akhir waktu umur kita hidup di dunia ini. Tetaplah berdoa memohon kepada Allah swt untuk kita dapat bersua dan merasakan kembali bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkatan pada tahun ini.

Setiap orang pasti menginginkan kejayaan dari apa yang dilakukannya di Bulan Ramadhan. Ada dua pilihan yang tersedia : 1. Mengusahakan secara terbaik bagi manfaat untuk diri sendiri 2. Mengusahakan secara terbaik bagi manfaat untuk orang lain. Kecenderungan pertama nampak jelas pada orang yang berlumba atau memberi fokus dalam mengumpulkan makanan untuk berbuka puasa bagi dirinya tanpa rasa peduli terhadap keadaan orang lain.

Kecenderungan kedua pula nampak pada mereka yang lebih menunjukkan sifat peduli dan berkongsi rasa dengan sesama muslim. 1. Mengambil peduli akan keperluan orang ramai sehingga mendorongnya untuk berkongsi ilmu dan pemikiran. 2. Mengambil peduli dengan kesedihan orang lain sehingga mendorongnya untuk berkongsi perasaan dalam hati. 3. Mengambil peduli dengan kemiskinan / kesusahan orang lain sehingga mendorongnya untuk berkongsi harta benda. Manusia yang paling baik adalah manusia yang paling banyak manfaatnya bagi manusia lainnya. Nampaknya asas manfaatnya ini boleh dijadikan kriteria untuk mengukur kejayaan seseorang dalam menjalani tarbiyah Ramadhan.

Barang siapa yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain tanpa melupakan manfaat bagi dirinya sendiri maka dialah yang paling berjaya menjalani tarbiyah Ramadhan. a. Manfaat ilmu adalah dengan memberikan nasihat dan pengarahan. b. Manfaat hati adalah dengan perhatian, cinta, kasih sayang dan doa bagi keluarga atau saudara-saudaranya. c. Manfaat harta adalah dengan menginfakkan kepada mereka yang berhak dan memerlukan.

Boleh jadi, itulah rahsianya kenapa Rasulullah saw begitu peduli dengan nasib kaum Muslimin di bulan Ramadhan. Baginda begitu cepat dan ringan dalam menginfakkan harta melebihi cepat atau lajunya angin berhembus. Sikap seperti itu merupakan tauladan yang memberi hikmah bahwa Rasulullah saw menginginkan umatnya untuk lebih bernilai dan bermanfaat bagi saudara lainnya kerana ketulusan iman tercermin dari manfaat yang diberikannya kepada orang lain.

Semoga Allah swt membimbing kita untuk sentiasa mampu bermanfaat kepada orang lain terutamanya di bulan Ramadhan di mana Rasulullah saw telah mencontohkannya kepada kita dengan memaksimumkan manfaat hidupnya untuk kepentingan umat.

Ya Allah, sampaikanlah kami kepada Ramadhan dan berilah kekuatan untuk kami mampu menghadirkan kembali semangat Ramadhan di dalam hati kami sehingga kami dapat mengisi hari-harinya dengan amal-amal yang akan memberi manfaat bukan sahaja kepada diri kami bahkan kepada kaum Muslimin yang lain.

Ameen Ya Rabbal Alameen

Sumber :http://selangor.ikram.org.my/v2/

HAKIKAT PUASA RAMADHAN


Diantara rahasia dan hakekat shiyam Ramadhan dapat disimpulkan menjadi tujuh perkara yang dapat dirasakan kenikmatannya dalam ibadah Ramadhan:

1. Menguatkan Jiwa

Dalam hidup ini, tak sedikit didapati manusia yang didominasi oleh hawa nafsunya, lalu manusia itu menuruti apapun yang menjadi keinginannya meskipun keinginan itu merupakan sesuatu yang bathil dan mengganggu serta merugikan orang lain. Karenanya, didalam Islam ada perintah untuk memerangi hawa nafsu dalam arti berusaha untuk bisa mengendalikannya, bukan membunuh nafsu yang membuat kita tidak mempunyai keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi. Manakala dalam peperangan ini manusia mengalami kekalahan, malapetaka besar akan terjadi karena manusia yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu itu dan akan mengalihkan penuhanan dari Allah Swt sebagai Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung mengarahkan manusia pada kesesatan. Allah memerintahkan kita memperhatikan masalah ini dalam firman-Nya:

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nyadan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?.” (Qs. Al Jaatsiah, 45: 23)

Maka dengan ibadah puasa, maka manusia akan berhasil mengendalikan hawa nafsunya yang membuat jiwanya menjadi kuat, bahkan dengan demikian, manusia akan memperoleh derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci dan ini akan membuatnya mampu mengetuk dan membuka pintu-pintu langit hingga segala doanya dikabulkan oleh Allah Swt. Rasulullah Saw bersabda :

Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak do‘a mereka: Doa pemimpin yang adil, do’a orang yang berpuasa hingga berbuka, dan do’a orang yang dizalimi. Allah Ta’ala mengangkat do’anya keatas awan dan dibuka baginya pintu-pintu langit, dan Allah Tabaraka Wata’ala berfirman, “Demi keagungan-Ku sungguh pasti aku akan menolongmu tak lama lagi.”" (HR. Ahmad, At Tirmidzi dan Ibnu Mjjah.

2. Mendidik Kemauan

Puasa mendidik seseorang untuk memiliki kemauan yang sungguh-sungguh dalam kebaikan, meskipun untuk melaksanakan kebaikan itu terhalang oleh berbagai kendala. Puasa yang baik akan membuat seseorang terus mempertahankan keinginannya yang baik, meskipun peluang untuk menyimpang begitu besar. Karena itu Rasulullah Saw menyatakan:

اَلصِّيَامُ نِصْفُ الصَّبْرِ

“Puasa itu setengah dari kesabaran.” (HR. Ibn Majah, shahih dari Abu Hurairah)

Dalam kaitan ini, maka puasa akan membuat kekuatan rohani seorang muslim semakin prima. Kekuatan rohani yang prima akan membuat seseorang tidak akan lupa diri meskipun telah mencapai keberhasilan atau kenikmatan duniawi yang sangat besar, dan kekuatan rohani juga akan membuat seorang muslim tidak akan berputus asa meskipun penderitaan yang dialami sangat sulit.

3. Menyehatkan Badan

Disamping kesehatan dan kekuatan rohani, puasa yang baik dan benar juga akan memberikan pengaruh positif berupa kesehatan jasmani. Hal ini tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah Saw, tetapi juga sudah dibuktikan oleh para dokter atau ahli-ahli kesehatan dunia yang membuat kita tidak perlu meragukannya lagi. Mereka berkesimpulan bahwa pada saat-saat tertentu, perut memang harus diistirahatkan dari bekerja memproses makanan yang masuk sebagaimana juga mesin harus diistirahatkan, apalagi di dalam Islam, isi perut kita memang harus dibagi menjadi tiga, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara. Oleh karena itu diwaktu berbuka puasa, tidak boleh terlalu banyak makan sekalipun makanan itu halal sehingga perut tidak mampu memuatnya lagi, akibatnya perut menjadi sakit karena terlalu penuh diisikan makanan dan minuman.

Para ulama mengatakan: “Tidak ada suatu wadah yang paling dibenci Allah dari pada perut yang penuh terisi dari pada apa-apa yang halal.” Bagaimana kalau sampai terisi dari makanan dan minuman yang haram? Inilah hikmah puasa yang sangat besar, yang tujuan utamanya ialah menentang segala macam yang tidak baik, kemaksiatan dan kemungkaran. Juga untuk mematahkan kehendak hawa nafsu agar jiwa menjadi kuat untuk melaksanakan ketaqwaan kepada Allah Swt. Dengan berpuasa badan menjadi sehat dan kuat, sehingga ibadah kepada Allah dapat dilakukan dengan maksimal.

4. Mengenal Nilai Kenikmatan

Dalam hidup ini, sebenarnya sudah begitu banyak kenikmatan yang Allah berikan kepada manusia, tapi banyak pula manusia yang tidak pandai mensyukurinya. Dapat satu tidak terasa nikmat karena menginginkan dua, dapat dua tidak terasa nikmat karena menginginkan tiga dan begitulah seterusnya. Padahal kalau manusia mau memperhatikan dan merenungi, apa yang diperolehnya sebenarnya sudah sangat menyenangkan karena begitu banyak orang yang memperoleh sesuatu tidak lebih banyak atau tidak lebih mudah dari apa yang kita peroleh.

Maka dengan puasa, manusia bukan hanya disuruh memperhatikan dan merenungi tentang kenikmatan yang sudah diperolehnya, tapi juga disuruh merasaakan langsung betapa besar sebenarnya nikmat yang Allah berikan kepada kita. Hal ini karena baru beberapa jam saja kita tidak makan dan minum sudah terasa betul penderitaan yang kita alami, dan pada saat kita berbuka puasa, terasa betul besarnya nikmat dari Allah meskipun hanya berupa sebiji kurma atau seteguk air.

Disinilah letak pentingnya ibadah puasa guna mendidik kita untuk menyadari tinggi nilai kenikmatan yang Allah berikan agar kita selanjutnya menjadi orang yang pandai bersyukur dan tidak mengecilkan arti kenikmatan dari Allah meskipun dari segi jumlah memang sedikit dan kecil. Rasa syukur memang akan membuat nikmat itu bertambah banyak, baik dari segi jumlah atau paling tidak dari segi rasanya. Allah Swt berfirman:

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasati Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Qs. Ibrahim, 14: 7)

5. Mengingat dan Merasakan Penderitaan Orang Lain

Merasakan lapar dan haus juga memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang lain. Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan akan segera berakhir hanya dengan beberapa jam, sementara penderitaan orang lain entah kapan akan berakhir. Dari sini, semestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas kita kepada kaum muslimin lainnya yang mengalami penderitaan yang hingga kini masih belum teratasi, seperti penderitaan saudara-saudara kita di Poso, Ambon – Maluku, Aceh dan di berbagai wilayah lain di Tanah Air serta yang terjadi di berbagai belahan dunia lainnya seperti di Chechnya, Kosovo, Irak, Palestina, Pakistan, Afganistan dan sebagainya.

Oleh karena itu, sebagai simbol dari rasa solidaritas itu, sebelum Ramadhan berakhir, kita diwajibkan untuk menunaikan zakat agar dengan demikian setahap demi setahap kita bisa mengatasi persoalan-persoalan umat yang menderita. Bahkan zakat itu tidak hanya bagi kepentingan orang yang miskin dan menderita, tapi juga bagi kita yang mengeluarkannya agar dengan demikian, hilang kekotoran jiwa kita yang berkaitan dengan harta seperti gila harta, kikir dan sebagainya. Allah Swt berfirman :

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka,dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (Qs. At Taubah, 9: 103)

6. Melatih Diri Untuk Menundukkan Musuh Allah

Musuh Allah Swt yaitu syetan (baik dari kalangan jin maupun manusia) menggunakan sarana syahwat untuk mengalahkan lawannya (manusia). Syahwat terbagi menjadi dua macam, yaitu syahwat yang timbul dari perut dan dari kemaluan. Syahwat ini bisa menjadi bertambah kuat karena makanan dan minuman. Selama ladang syahwat tetap subur, maka syetan bisa bebas berkeliaran ditempat gembalaan yang subur itu. Tetapi jika syahwat dipersempit dengan berpuasa maka jalan kesana juga menjadi sempit bagi si syetan itu.

Ada banyak riwayat yang menjelaskan bahwa syetan terbelenggu didalam bulan ramadhan sehingga menjadi sempit ruang geraknya menggoda manusia disebabkan karena manusia sedang berpuasa. Sebuah riwayat dari sahabat Anas Ra berkata, Rasulullah Saw bersabda:

إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى مِنْ ابْنَ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِّ

“Sesungguhnya syetan itu berjalan pada tubuh anak Adam mengikuti aliran darah. (HR. Ahmad, Bukhari Muslim dan Abu Daud).

Orang yang berpuasa berarti mengurangi makan dan minum. Ladang syahwat menjadi sempit, saluran darah mengecil sehingga kebebasan syetan menggoda terhalang, kemudian potensi jahatnya terbelenggu. Inilah keistimewaan shiyam yang memiliki potensi mengalahkan musuh Allah Swt.

7. Menahan Seluruh Anggota Tubuh Dari Perbuatan Dosa

Khususnya memejamkan mata dan mengekangnya dari melihat yang diharamkan Allah, menjaga lisan dari perkataan yang berdosa dan kotor, jelek dan menjijikkan, menahan pendengaran dari mendengarkan apa saja yang tidak disenangi menurut ukuran agama, karena setiap perkara yang haram diucapkan maka menjadi haram pula mendengarkannya, menahan tangan dan kaki jangan sampai mengerjakan hal-hal terlarang dari segi agama, demikian pula menahan perut dari memakan apa-apa yang haram dan syubhat. Sebab apabila orang yang berpuasa memakan sesuatu yang haram atau syubhat berarti sia-sialah puasa yang dikerjakan. Jika semua ini telah difahami dapatlah kita mengambil kesimpulan sesuai dengan apa yang telah dipesankan oleh Nabi Muhammad Saw dalam sabdanya:

كَمْ مِنْ صَا ِئمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صَوْمِهِ اِلّاَ الْجُوْعِ وَالْعَطَشْ

“Banyak sekali orang yang berpuasa, padahal dia tidak dapat hasil apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan haus saja. (HR. An Nasa’i dan Ibn Majah)

Wallahu’alam…

Source : abujibriel.com

SURATKU KEPADA SUAMI MUSLIM YANG MULIA... Perutusan Mursyid Ikhwan Muslimin


Assalamu’alaikum wr.wb.

Aku suka memanggil kamu dengan nama di atas. Ia bukan satu panggilan tradisi, sebaliknya ia satu panggilan yang disukai dan digemari Rasulullah s.a.w.. Aku akan beritahu kamu selepas ini dengan izin Allah, kenapa nama ini dipilih.

Adapun sebab aku menulis surat ini ialah beberapa aduan daripada akhawat anggota jamaah IM telah sampai kepadaku. Begitu juga aduan daripada akhawat yang bukan anggota IM. Meskipun aku rasa bertuah kerana diberi peluang hadir di muktamar akhawat yang diadakan beberapa minggu yang lalu di dewan muktamar university al-Azhar di bawah slogan: al-mar’ah al-Misriyyah… min athaurah ila an-nahdhah (Wanita Mesir.. dari revolusi kepada kebangkitan memajukan negeri), dan aku telah berbicara kepada mereka tentang kewajipan wanita di peringkat individu, keluarga dan masyarakat, tetapi kita mesti tahu bahawa di sana terdapat hak-hak mereka daripada lelaki yang merupakan tanggungjawab aku dan tanggungjawab kamu.

Sesungguhynya aku memilih untuk berbicara kepada kamu secara langsung, mengingatkan kamu peranan yang dipikulkan Allah ke atas bahu kamu, yang dipesan oleh Rasulullah s.a.w. kepada kamu ketika baginda berada di ambang kematian. Ia merupakan wasiat terakhir yang paling berharga pernah diungkapkan oleh orang yang berwasiat.

Tuhan yang memiliki kebesaran berpesan kepada kamu supaya menjadikan hubungan kamu dengan isteri kamu bertunjangkan mawaddah dan rahmat, dibaluti kesedaran akan masuliah (pertanggungjawaban). Maka kamu adalah pengemudi bahtera keluarga. Kepimpinan kamu adalah kepimpinan yang berupa pertanggungjawaban, bukan penghormatan. Tuhan kamu berpesan supaya kamu jangan lupa kerana jika kamu lupa, kamu akan dilupakan. “… dan janganlah pula kamu lupa berbuat baik dan berbudi sesama sendiri. Sesungguhnya Allah sentiasa melihat akan apa jua yang kamu kerjakan.” (Al-Baqrah:237). Al-fadhl ialah kamu memberi lebih banyak daripada kamu meminta, kamu mengambil hak kamu lebih sedikit daripada yang sepatutunya.

Dia berkata kepada kamu, bahawa kamu melindungi isteri, anak-anak daripada kemudaratan dan perkara yang membahayakan sama ada dari aspek kebendaan dan maknawi, juga usaha kamu membawa manfaat kebendaan dan maknawi kapada mereka merupakan tanggungjawab yang diletakkan di atas bahu kamu sejak mula dijadikan ayah kamu Adam dan ibu kamu Hawwa sebagaimana firmanNya yang bermaksud: “Maka, Kami berfirman: Wahai Adam sesungguhnya Iblis ini musuh bagimu dan bagi isterimu; oleh itu, janganlah dia menyebabkan kamu berdua keluar dari Syurga, kerana dengan yang demikian engkau (dan isterimu) akan menderita.” (Ta Ha:117)

Dan Rasulullah Musa a.s. telah merealisasikannya secara amali, sebagai mematuhi tuntutan Ilahi yang penuh dengan hikmah yang sangat mendalam maknanya “Ketika dia melihat api, lalu berkatalah dia kepada isterinya: Berhentilah! Sesungguhnya aku ada melihat api semoga aku dapat membawa kepada kamu satu cucuhan daripadanya atau aku dapat di tempat api itu: Penunjuk jalan.” (Ta Ha:10). Ayat ini mahu menyampaikan bahawa Musa seoalah-olah berkata kepada keluarganya: kamu tunggu di sini! Aku akan meninjau keadaan sekitar untuk mengelakkan kamu daripada bahaya dan perkara yang memudaratkan. Dan aku akan bawa kepada kamu perkara yang bermanfaat dari segi maddi dan maknawi.

Dan Allah juga telah menjadikan ikatan hubungan suami isteri ini dengan aqad yang kukuh yang diikat sendiri oleh kamu. Kamulah yang wajib memeliharanya. Allah akan menghisab kamu faktor-faktor yang menjadi ikatan itu kekal kukuh atau terburai “Dan bagaimana kamu tergamak mengambil balik pemberian itu padahal kasih mesra kamu telah terjalin antara satu dengan yang lain dan mereka pula (isteri-isteri kamu itu) telahpun mengambil perjanjian yang kuat daripada kamu?” (an-Nisaa’:21)

Adapun kesalahan wanita atau keaiban mereka, ia seumpama keaiban kamu dan kesalahan kamu. Kedua-dua kamu perlukan kesabaran untuk merawatnya. Namun tali kekangannya tetap berada di tangan kamu agar kapal ini hanya dikemudikan oleh seorang individu sahaja. Urusan keluarga bukan tempat untuk berebut kuasa atau beradu tenaga untuk jadi ketua sabagaimana yang cuba dilakukan oleh musuh-musuh Islam dan musuh-musuh kemanusiaan untuk mencarikkan ikatan yang suci ini. Mereka cuba menyalakan api pertentangan antara lelaki dan perempuan dengan mengunakan setengah kesalahan yang dilakukan oleh sebahagian suami dan mengaitkan kesalahan itu dengan sistem Islam, syariah rabbaniah yang telah meletakkan tanggungjawab kepimpinan di bahu lelaki, semua lelaki ke atas semua wanita, demi memelihara kesejahteraan masyarakat.

Sesungguhnya al-Quran telah menyatakan dengan ringkas dan padat semua sistem-sistem yang diperlukan oleh manusia. Semua itu tersimpul di dalam beberapa ayat yang sangat ringkas. “Demi malam apabila ia menyelubungi segala-galanya (dengan gelap-gelitanya), Dan siang apabila ia lahir terang-benderang; Demi Yang menciptakan (makhluk-makhlukNya) lelaki dan perempuan, (jantan dan betina); (Maksud al-Lail:1-3)
Malam dan siang, lelaki dan perempuan, saling bergandingan, lengkap melengkapi. Bukan berebut dan bersaing. Tiada kelebihan yang satu ke atas yang lain kecuali dengan melaksanakan peranan masing-masing.

Sebagai contoh, lihat isteri Firaun. Firaun mendakwa dirinya sebagai tuhan. Namun dakwaan itu sedikitpun tidak menjejaskan iman isterinya. Sebaliknya dua orang wanita lain yang menjadi isteri kepada dua orang nabi yang mulia, tidak mendapat apa-apa kelebihan di sisi Allah di sebabkan keingkaran mereka. Dan Maryam pula, seorang wanita solihah yang tidak bersuami. Jadi setiap individu mempunyai kedudukan tersendiri di sisi Allah. Ia dihisab secara berasingan daripada pasangan masing-masing. Setiap orang mempunyai masuliah fardiah yang tidak boleh dipikul oleh orang lain.

Ketika Nabi s.a.w. menyebut bahawa wanita seperti tulang rusuk yang bengkok, itu tidak bermakna keaipan bagi wanita kerana wanita tidak menciptakan dirinya sendiri. Dari sisi lain kita dapati tulang rusuk yang bengkok itulah sebenarnya bentuk yang paling baik dan paling ideal. Kalaulah tidak kerana tulang rusuk itu bengkok, jantung tidak akan berada dalam keadaan yang selesa dan tidak akan dapat menjalankan pungsinya membekalkan darah ke seluruh anggota. Sepasang paru-paru juga begitu. Jika tulang rusuk tidak bengkok, seluruh tubuh tidak dapat bernafas, insan tidak akan hidup sihat dan sejahtera, tidak akan mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang diamanahkan ke atasnya.

Justeru, Allah Azza wa Jalla berkata, ketika kamu tidak suka kepada sesuatu perkara yang ada pada isteri kamu – kesempurnaan itu hanyalah milik Allah jua - kamu juga tidak terlepas dari kekurangan dan kesilapan. Dalam kontek ini Allah berfirman maksudnya: “… Kemudian jika kamu (merasai) benci kepada mereka (disebabkan tingkah-lakunya, janganlah kamu terburu-buru menceraikannya), kerana boleh jadi kamu bencikan sesuatu, sedang Allah hendak menjadikan pada apa yang kamu benci itu kebaikan yang banyak (untuk kamu).” (An-Nisaa’:19)

Rasulullah s.a.w. pula telah menghuraikan perkara ini dengan terperinci dan praktikal yang kamu boleh laksanakan dengan segera. Kamu yang mesti laksanakan, bukan dia (isteri kamu) kerana kamu adalah pengemudi, kamu yang bertanggungjawab. Baginda bersabda maksudnya: “Janganlah seorang mu’min itu (suami) membenci seorang mu’minah (isterinya) kerana boleh jadi dia tidak suka pada sesuatu perangainya, dia suka perangainya yang lain”. Maksudnya di sini, jika kamu melihat sesuatu yang tidak ada kaitan dengan prinsip-prinsip iman, maka kamu mesti mengubah mood kamu sendiri, sehingga kamu dapat melihat dan mengiktiraf kelebihannya dari aspek yang lain yang pastinya terlalu banyak yang kamu sukai. Maka dengan itu perasaan benci dengan segera akan bertukar menjadi sayang.

Aku ingin mengingatkan kamu satu maklumat yang simple yang kadang-kadang kita lupa. Tidakkah zakat fitrah isteri kamu, anak-anak dan khadam kamu yang bayar walaupun isteri kamu seorang yang kaya raya? Itu merupakan lambang pertanggungjawaban yang dipikulkan ke atas kamu kerana itu bukan zakat harta. Zakat harta yang dimiliknya adalah tanggungjawab dia sendiri. Dia yang mesti tunaikan secara berasingan daripada kamu. Awas kamu! Jangan ambil sedikitpun daripada hartanya tanpa izinnya dan jangan halang dia berbuat baik kepada keluarganya mengikut sukanya. Jika kamu berbuat demikian maka hisab kamu di sisi Allah amat sukar. Allah mengharamkan kezaliman ke atas diriNya dan menjadikan kezaliman itu haram ke atas sesama hambaNya.

Jadilah kamu orang yang sentiasa setia kepada isteri kamu kerana Rasulullah s.a.w. sentiasa setia kepada isterinya Khadijah r.a., kesetiaan yang sungguh indah sehingga selepas Khadijah meninggal dunia. Ia menjadi contoh bagi seluruh umat manusia. Begitu juga baginda tidak menyembunyikan perasaan cintanya kepada Aishah r.a. ketika baginda ditanya siapakah manusia yang paling baginda cintai. Maka dengan spontan baginda menjawab dengan terang dan tegasa: “Aishah!” Lalu sahabat berkata bahawa mereka bukan tanya tentang wanita, dan sekali lagi baginda menjawab: “Ayahnya!”. Baginda tidak berkata “Abu Bakar”, sebaliknya berkata: “Ayahnya”. Ia memberikan gambaran hubungan mesra dan intim antara baginda dan Aishah dan secara tidak langsung menggambarkan kedudukan Abu Bakar di sisi baginda.

Adakah kamu fikir ada ungkapan yang lebih indah daripada ini bagi menggambarkan rasa cinta seorang suami kepada isterinya? Unggkapan yang begitu tulus lahir dari bibir suami pastinya mampu memadam apa-apa kesilapan dan perselisihan antara kamu berdua.
Seandainya masalah yang kamu hadapi, na’uzubillah, sudah sampai ke tahap bercerai, dan cerai adalah perkara halal yang paling dibenci Allah, isteri yang diceraikan itu berhak tinggal di rumah kamu, hak yang ditentukan sendiri oleh Allah, agar dengan keberadaannya di rumah itu, hati kamu dan hatinya akan jadi lembut, dan perselisihan yang berlaku sebelumnya akan lebur. Tidakkah kamu nampak, dalam keadaan yang begitu genting sekalipun, Allah tetap menghendaki kamu melaksanakan tanggungjawab dengan sebaik mungkin. Perhatikan ayat-ayat berkaitan dengan talaq, kebanyakannya dibasahi dengan ciri-ciri kelembutan dan kebajikan. Lihat surah at-Talaq ayat 1 hingga 3.

Akhirnya jangan kamu lupa wasiat perpisahan kekasih kita s.a.w. “Hendaklah kamu berpesan agar berbuat baik kepada wanita…”. Sungguh mengkagumkan, wasiat ini digandingkan dengan wasiat supaya menjaga solat. Tidakkah kamu rasa bahawa ia merupakan suatu perkara yang sangat penting?

Justeru, wahai saudaraku para suami, di manapun kamu dan dalam keadaan apapun, maka setia dan setialah kepada isteri kamu! Berbuat baik dan berbuat baiklah kepada isteri kamu! Beri perhatian dan beri perhatianlah kepada perasaan isteri kamu! Berbakti dan berbaktilah kepada keluarga isteri kamu! Bantu dan bantulah isteri kamu untuk berbakti kepada keluarganya. Bawalah isteri kamu memikul bersama kamu beban keluarga dan beban dakwah. Jadikan dia sandaran belakang kamu supaya dia dapat berjalan seiring kamu sambil membawa risalah dakwah yang diwajibkan Allah ke atas kamu.

Awas dan awas daripada mengambil hartanya tanpa kerelaannya. Adapun jika dia rela, Allah telah jelaskan hukumnya di dalam firmanNya yang bermaksud: “… Kemudian jika mereka dengan suka hatinya memberikan kepada kamu sebahagian dari mas kahwinnya maka makanlah (gunakanlah) pemberian (yang halal) itu sebagai nikmat yang lazat, lagi baik kesudahannya. (An-Nisaa’:4)

Ingat neraka dan neraka! Selamatkan isteri kamu darinya. “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah diri kamu dan keluarga kamu dari Neraka…” (At-Tahrim:6)

Ingat syurga dan syurga. Bawalah dia bersama kamu serta anak-anaknya. “Mereka dengan pasangan-pasangan mereka bersukaria di tempat yang teduh, sambil duduk berbaring di atas pelamin;” (Ya Sin:56)

Dan ingatlah juga bahawa orang yang terbaik dalam kalangan kita ialah yang paling baik kepada isterinya. Dan sesungguhnya Rasulullah s.a.w. orang yang paling baik kepada isterinya dalam kalangan seluruh umat manusia. Maka adakah kita mencontohinya?

Akhirnya, Rasulullah s.a.w. menamakan kamu suami yang mulia (zauj karim) selama kamu melaksanakan wasiatnya yang bermaksudnya: “Tidak memuliakan wanita kecuali orang (suami) yang mulia, dan tidak menghina wanita kecuali orang yang tercela!”. Maka jadilah kamu wahai saudaraku suami muslim yang mulia. Semoga Allah berkati kamu pada isteri kamu, harta kamu dan anak-anak kamu. Semoga Allah rahmati ibu bapa kamu dan ibu bapa isteri kamu sama ada mereka masih hidup di dunia ini atau telah berpindah ke alam abadi. Semoga Allah himpunkan kamu berdua dalam kebaikan dunia dan akhirat. Semoga Allah berkati zuriat kamu berdua.

Sesungguhnya aku telah berbicara kepada para isteri dalam muktamar lepas dengan membawakan satu Hadis yang menjamin pahala untuk mereka, iaitu seorang wanita yang melayan suami dengan baik pahalanya menyamai jihad, solat jamaah, solat jumaat dan mengiringi jenazah. Dan redanya kamu kepada mereka merupakan pintu untuk mereka masuk syurga.

Aku berharap kamu tidak lupa kepada kami dalam doa-doa kamu yang baik-baik.

Was-salamu’alaikum wr.wb.

Saudara kamu,
Dr. Muhammad Badi’
Murshid Am Ikhwan Muslimin.

DR. LO' LO' YANG SAYA KENALI ... DR. MAZA


Dr Mohd Asri Zainul Abidin



Kita hanyalah bilangan hari. Apabila sebahagian bilangan hari itu pergi, sebahagian diri kita juga pergi. Apabila kesemua telah habis pergi, maka berakhirlah riwayat ini.

NONEHidup hanyalah sebuah perjalanan, pasti ada tarikh perhentiannya. Tiada siapa dapat menghalang, walau sehebat mana pun dia merancang.

Dunia hanya ladang untuk menuai bekalan. Dataran menuju ke persada sebenar kehidupan. Dunia ini amat sementara; ada hari datang dan ada pula hari perginya.

Apabila saya menerima berita kematian YB Dr Lo'lo' Mohd Ghazali, perasaan saya menjadi sugul. Saya teringatkan sikap prihatin beliau kepada saya sepanjang saya mengenalinya.

Paling sayu, saya teringat permintaan beliau beberapa minggu lepas ketika saya menziarahi beliau dalam keadaan yang amat uzur. Beliau meminta saya menulis sebuah puisi untuknya. Ternyata saya tidak menunaikan harapan itu sehingga beliau meninggal. Padahal, saya telah sebut 'insyaAllah'.

Hari ini jenazah beliau dikebumikan, malang sekali lagi saya tidak dapat hadir kerana ada viva student di USM.

Namun doa saya untuknya sejak saya mendengar kematiannya. Saya juga harap tulisan ini dapat memberikan manfaat yang lebih dengan saya merayu kepada pembacanya agar berdoa kepada Allah untuk diberikan rahmat dalam keampunan kepada Lo'lo Ghazali, hamba Allah yang telah pulang ke kehidupan yang hakiki.

NONESaya ingin mencoret sedikit mengenai beliau dengan kadar sedikit yang saya kenal. Saya mulakan dengan apa yang Nabi SAW nasihati kita: “Sesiapa dalam kalangan kamu yang terpaksa memuji saudaranya, maka hendaklah dia berkata: 'aku menilainya demikian, Allah jua yang menjadi penilainya yang sebenar, aku tidak akan memuji sesiapa atas nama Allah” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Ya, hanya Allah yang mengetahui hakikat kita. Kita menilai apa yang zahir, Allah jua mengetahui apa yang batin. Mungkin apa yang ada di sisi Allah lebih baik dari apa yang kita sangka dan tahu. Demikian juga sebaliknya.

Peringatan jawatan mufti


Saya bukan terlalu mengenali Dr Lo'lo'. Cuma ada beberapa coretan sekadar yang saya kenal beliau. Saya mula mengenali Dr Lo'lo' sejak sebelum saya menjadi mufti Perlis lagi. Beliau menghadiri beberapa majlis ucapan saya.

NONEKali terakhir seingat saya di UIA, semasa saya berforum. Apabila saya ditawarkan menjadi mufti pada tahun 2006, Dr Lo'lo' menghantar email mengingatkan saya tentang bahaya jawatan tersebut.

Sebagai anak bekas Mufti Perak, beliau menceritakan pengalamannya. Saya masih simpan peringatan itu. Antara yang beliau sebut “Saya juga seorang manusia yang daif tetapi saya ingin berkongsi pengalaman kerana pernah hidup sebagai anak mufti dan berkongsi pahit maungnya serta cabaran seorang mufti bagi kerajaan yang tidak mengamalkan Islam sepenuhnya.

“Banyak kali arwah bapa saya bersungut dan menyatakan kesal kerana nasihat dan pandangannya tidak dipedulikan, keputusan majlis fatwa yang dianggotainya dibuang dalam tong sampah, bagaimana payahnya berhadapan dengan sultan-sultan yang kehidupan mereka dikelilingi dengan pelbagai adat dan kebiasaan yang tidak selaras dengan Islam.

“Itu belum kira kerenah MB, exco-exco dan YB-YB lagi…itu cerita 30 tahun lalu, saya percaya kini cabaran untuk seorang mufti kerajaan adalah lebih hebat lagi. Saya berdoa agar Dr Asri dipandu untuk memilih keputusan yang terbaik dunia dan akhirat”.

Itulah antara kandungan email beliau.

NONELahir dari jiwa yang ikhlas terhadap saya dan naluri yang prihatin terhadap agama. Saya merenung kata-katanya ketika itu. Kali ini apabila saya membaca sekali lagi, saya dapat rasakan indahnya kejujuran yang terkandung dalam nasihat itu.

Ya, sering kali sesuatu lebih bernilai kita rasakan, apabila empunya telah pergi. Semoga menimbang kata-kata nasihatnya itu sebagai himpunan amalan soleh beliau.

Masuk Umno

Apabila saya menjadi mufti Perlis, saya agak terputus dengan beliau. Hanya sekali-sekala beliau bertanya beberapa perkara. Mungkin beliau rasa ketika itu saya rapat dengan pemimpin Umno.

Apabila berhenti dari jawatan mufti, pada hari yang berikutnya saya terus ke United Kongdom. Di UK, saya sempat bertemu dan berhubung baik dengan anak beliau Saudara Fawwaz yang ketika itu tinggal Manchester.

Layanan baik Fawwaz kepada saya dan keluarga ketika melawat dan berceramah di Manchester tidak dapat saya lupakan. Ini menjadikan kembali saya mengingat sikap baik ibunya kepada saya.

NONEApabila pulang ke Malaysia, kemudian berlaku peristiwa saya ditahan JAIS dan ke mahkamah, ramai pemimpin politik dan NGOs yang hadir. Dr Lo'Lo' yang ketika itu uzur juga turut hadir ke mahkamah di Gombak.

Sempat saya bercakap dengan beliau. Saya ingat lagi, beliau kata kepada saya: “Ini ada hikmahnya, ujian dan cabaran, Allah mahu ustaz memimpin rakyat, turut ke medan, bersama-sama mengubah keadaan yang ada”.

Saya diam. Saya akur. Saya tahu beliau jujur. Hati nuraninya yang sayangkan kebaikan dan bencikan kezaliman itu tidak dapat disembunyikan sekalipun di sebalik tubuh yang uzur. Selepas hari itu, agak kerap juga kami bertanya khabar.

Kadang-kala beliau bertanya saya pandangan dalam pelbagai isu agama. Beliau fahami pendirian saya. Beliau saya rasa suka dengan cara apa yang saya faham mengenai beberapa perkara dalam Islam ini.

anwar ibrahim and umnoApabila timbul berita saya akan masuk Umno, Dr Lo'lo' menghubungi saya dengan tegas. Kata beliau:“Janganlah ustaz tambahkan sakit saya dengan berita-berita yang macam ini. Saya pernah teramat kecewa apabila Anwar Ibrahim masuk Umno. Saya harap ustaz tidak mengulangi kesilapan itu. Saya akan amat kecewa jika ustaz membuat tindakan yang sama”.

Cabaran dunia

Saya meminta beliau memberikan masa agar spekulasi itu berakhir lagi dua tiga hari. Beliau terus mengingatkan saya agar jangan tersilap langkah. Keesokannya, barangkali beliau mendengar desus-desas itu makin kuat, maka beliau sms kepada saya dengan tegas, katanya: “mati hidup semula saya tidak akan mempercayai ustaz lagi jika ustaz masuk Umno.

“Apakah ustaz takut kepada cabaran di dunia ini? Atau mengharapkan kedudukan di dunia sehingga sanggup hendak masuk Umno? Jika ustaz tidak mahu masuk PAS pun, janganlah masuk Umno”.

Saya simpati dan rasa bersalah memandang beliau uzur. Saya terus bercakap dengannya dengan memberikan jaminan bahawa apa yang beliau khuatiri itu insyaAllah tidak berlaku. Saya beritahu bahawa pimpinan PAS lain, khusus Ketua Dewan Ulama PAS juga telah bercakap dengan saya dan memberikan nasihat.

young ulama join umno 250610 02Namun, apabila 40 orang ulama muda masuk Umno, Dr Lo'lo sekali lagi berhubung dengan saya dan berkata: “Tergamak ustaz membiarkan sahabat-sahabat ustaz masuk Umno, sedangkan saya ini bersusah payah hendak memastikan mereka yang berpegang dengan manhaj al-Quran dan as-Sunnah masuk ke dalam PAS.

“Jika Tuan Guru Nik Aziz tidak ada nanti, macam manalah perjalanan PAS ini. Ini, ustaz pula biarkan kawan-kawan masuk Umno”.

Saya diam. Ada perkara yang saya tahu yang mungkin beliau tidak tahu. Begitulah sebaliknya. Apa pun, saya amat berterima kasih, sikap beliau yang sentiasa prihatin kepada perkembangan Islam dan masa depan dakwah. Beliau seorang serikandi, seorang mujahidah, seorang yang jujur dengan keyakinannya.

NONESaya tahu, ya kadang-kala apabila saya mengkritik tokoh utama Pakatan Rakyat Dr Lo'lo' kurang selesa. Dia akan sms melahirkan ketidakpuasan hatinya. Kadang-kala bahasanya 'tegas'.

Saya sering tersenyum apabila membaca smsnya. Ya, bukan semua perkara kita dapat sama dan seiya sekata. Namun, yang pasti ia adalah kata-kata yang datang dari seorang yang prihatin.

Namun, beliau lama-lama biasa dengan sikap saya yang memberikan pandangan kepada kedua belah pihak. Sebelum muktamar PAS beliau memohon agar saya mewar-warkan semula artikel lama saya 'Ulama atau professional jadi pemimpin'.

Hamba Allah yang baik

Beliau kata, beliau ingin meminta supaya Harakah menyiarkannya semula. Saya tahu aliran pemikiran yang ingin ramaikan professional dalam kepimpinan PAS.

Apabila saya mendapat berita beliau amat uzur dan berada dalam keadaan kritikal di hospital, saya hubungi Fawwaz. Saya pohon untuk menziarahinya. Saya pergi dengan beberapa orang sahabat, sebahagian mereka ustaz-ustaz.

NONEDr Lo'lo' meminta untuk hanya saya sahaja yang masuk dahulu. MasyaAllah, saya melihat seorang serikandi mujahidah dalam kedaan yang uzur terbaring di katil.

Wajahnya sudah kelihatan bengkak. Pun, begitu masih lagi dengan pakaian muslimahnya. Beliau menangis ketika itu. Dalam celahan itu saya mendengar indahnya kata-kata beliau: “ustaz, saya bimbang saya tidak dapat menjadi hamba Allah yang baik”.

Kata-kata itu menusuk ke dalam jantung saya bagaikan cahaya ruhi yang menyelinap masuk ke dalam urat nadi. Ia adalah kata-kata yang lebih murni dari segala lafaz seni, kata-kata yang lahir dari nurani insani yang mendambakan kasih-sayang Allah.

Kata-kata yang tidak lahir di saat-demikian melainkan dari jiwa yang sentiasa berhubungan cinta dengan Allah. Demikian penilaian saya. Hakikat yang sebenar kembali kepada Allah.

NONEKemudian, sempat beliau berpesan kepada saya untuk terus memberikan pandangan kepada PAS dan beliau bersyukur segala usaha beliau dan sahabat-sahabatnya mula melihatkan hasil dalam PAS.

Beliau meminta saya tuliskan sebuah puisi untuk beliau. Saya berjanji insyaAllah. Nampaknya, puisi itu akan lahir selepas pemergian beliau.

Ustaz sampul

Selepas habis berbicara dengan saya, beliau mengizinkan sahabat-sahabat yang bersama saya masuk. Dalam keuzuran yang amat sangat itu, beliau masih sempat memberikan nasihat.

sitting in a mosqueAntara yang beliau kata; “Maaflah saya ingin sebut, ustaz-ustaz ini jangan asyik fikirkan sampul sahaja. Ramai yang rasa selesa, hanya dok berkuliah dalam masjid, selepas itu seronok dapat sampul duit tapi tidak mengambil tahu apa yang berlaku kepada umat; khususnya anak-anak muda kita kat luar sana”.

Ya, itulah kata-kata beliau. Ia amat benar. Itu penyakit yang menimpa ramai yang memakai gelaran ustaz atau 'pendakwah'.

Pahit yang terpaksa diakui, bukan sedikit yang fikirannya berlegar kepada wang dalam sampul yang akan menjadi habuan selepas kuliah atau ceramah. Bukan salah. Namun, apabila itu dijadikan buruan, maka ramai yang mengelak diri dari arus dan tribulasi perjuangan.

NONEKata-kata Dr Lo'lo' itu terbit dari hati nurani seorang daiyah (pendakwah). Bukan singkat masa beliau menelusuri pengalaman dan perjuangan.

Ya, beliau banyak di medan politik. Sebahagian ijtihad siyasi dan pandangan politiknya mungkin berbeza dengan saya. Namun, saya tetap hormati jasa dan sumbangannya. Zahir pada kehidupan sebagai seorang muslimah dan mujahidah. Berjuang membela keyakinannya mengenai Islam dan keadilan.

Sebagai seorang sahabat dan insan yang masih hidup atas bumi ini, saya hanya mampu berdoa untuknya agar dilimpahi rahmat dan keampunan, kemudian meneruskan perjalanan hidup ini sehingga sampai ke destinasi seperti mana beliau pun telah menamatkannya.


Sumber ambilan : Malaysiakini, 19 Julai 2011



 
Home | Gallery | Tutorials | Freebies | About Us | Contact Us

Copyright © 2009 KEMBARA SUFI |Designed by Templatemo |Converted to blogger by BloggerThemes.Net

Usage Rights

DesignBlog BloggerTheme comes under a Creative Commons License.This template is free of charge to create a personal blog.You can make changes to the templates to suit your needs.But You must keep the footer links Intact.